Konflik Palestina-Israel adalah salah satu konflik paling kompleks dan berkepanjangan di dunia. Akarnya dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20, ketika Inggris memperoleh kendali atas Mandat Palestina setelah Perang Dunia I. Pada saat itu, Palestina dihuni oleh mayoritas penduduk Arab dan minoritas penduduk Yahudi.

Selama beberapa dekade berikutnya, ketegangan meningkat antara kedua kelompok, yang dipengaruhi oleh imigrasi Yahudi yang signifikan, pembelian tanah oleh organisasi Yahudi, dan sentimen nasionalis yang meningkat di kedua belah pihak. Situasi memuncak pada tahun 1948, ketika negara Israel merdeka diumumkan dan Perang Arab-Israel pertama pecah. Perang tersebut mengakibatkan eksodus massal warga Palestina dari wilayah yang menjadi Israel, menciptakan masalah pengungsi yang belum terselesaikan hingga hari ini.

Konflik berlanjut selama bertahun-tahun, ditandai dengan perang, kekerasan, dan negosiasi yang gagal. Palang Merah Internasional mengakui Israel sebagai negara yang menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza sejak 1967. Pendudukan ini telah menyebabkan berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan hambatan bagi perekonomian Palestina.

Upaya internasional untuk menyelesaikan konflik telah berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi tidak membuahkan hasil. Ketidakmampuan untuk mencapai penyelesaian yang adil dan komprehensif yang memenuhi kebutuhan kedua belah pihak tetap menjadi rintangan utama menuju perdamaian di kawasan tersebut.