Palestina dan Israel memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dan perbatasan keduanya telah berubah berkali-kali selama bertahun-tahun. Pada tahun 1947, PBB mengeluarkan Resolusi 181, yang membagi wilayah Mandat Inggris untuk Palestina menjadi negara Arab dan Yahudi. Rencana tersebut ditolak oleh negara-negara Arab, dan perang saudara pecah. Pada tahun 1948, Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, dan perang antara Israel dan negara-negara Arab pecah. Perang tersebut berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1949, dan Israel menguasai sebagian besar wilayah Mandat Inggris untuk Palestina.
Pada tahun 1967, Israel kembali berperang dengan negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari. Perang tersebut berakhir dengan kemenangan Israel, dan Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. Sejak saat itu, Israel telah mempertahankan kendali atas wilayah-wilayah tersebut, meskipun PBB menganggap pendudukan tersebut ilegal.
Pada tahun 1993, Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menandatangani Perjanjian Oslo I, yang merupakan langkah pertama menuju penyelesaian konflik Israel-Palestina. Perjanjian tersebut menetapkan pembentukan Otoritas Palestina, yang akan memerintah sendiri di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Namun, perjanjian tersebut tidak menyelesaikan masalah status Yerusalem, pengungsi Palestina, atau perbatasan permanen antara Israel dan Palestina.
Negosiasi antara Israel dan Palestina terhenti pada tahun 2000, dan kekerasan kembali pecah. Pada tahun 2005, Israel menarik diri dari Jalur Gaza, tetapi tetap mempertahankan kendali atas perbatasannya. Sejak saat itu, Israel dan Hamas, kelompok Islam yang menguasai Jalur Gaza, telah terlibat dalam beberapa konflik. Konflik terakhir terjadi pada tahun 2021, dan menyebabkan kematian ratusan warga Palestina dan Israel.